Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Sayangi sesamamu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Melalui kalimat ini, kita dapat mengatakan bahwa manusia secara alami mencintai dirinya. Tidak berhenti sampai situ, mencintai diri dapat membantu kita mencintai orang lain. Entah kenapa, akhir-akhir ini pesan-pesan seperti itu seolah menghilang, pesan-pesan yang menyuruh kita untuk mencintai diri sendiri atau mendahulukan diri sendiri. Apakah orang-orang berhenti mencintai diri mereka sendiri?
Ya, tentunya ada saat-saat ketika kita sulit sekali menghargai diri kita sendiri, seolah-olah apa pun yang kita lakukan tidak berhasil. Segala sesuatu yang kita lihat di dalam diri kita seakan sangat buruk. Seperti nilai yang buruk, pekerjaan yang tidak memuaskan, merupakan momen di mana kita terlalu keras pada diri kita sendiri.
Konsultasi dengan psikolog sekarang
Mungkin memang ada hari-hari seperti itu. Namun, bagaimana jika seseorang mengalami banyak situasi sulit dalam hidupnya. Misalnya, orang tua atau pasangan yang kasar, lingkungan kerja yang tidak sehat, dan teman yang manipulatif. Situasi stres yang berkepanjangan ini dapat membuat seseorang bertanya-tanya: apakah ada yang salah dengan saya? Kenapa nasibku begitu buruk? Terus menerus hingga muncul pemikiran: Saya tidak pantas mendapatkan segala hal yang baik atau Saya ini hanyalah beban. Pikiran-pikiran ini meningkat menjadi keyakinan bahwa dirinya tidak layak dan membenci diri.
Perilaku kita terbentuk dari keyakinan kita. Bayangkan bagaimana seseorang yang meyakini bahwa dirinya tidak layak atau membenci dirinya?
Perilaku yang merugikan diri sendiri
Pandangan yang negatif terhadap diri sendiri dapat tertampilkan dari berbagai tindakan. Misalnya seseorang yang tidak mengapresiasi usahanya karena berpikir bahwa apa yang dilakukan tidak cukup baik. Sering kali terjadi seseorang menolak kesempatan apapun di tempat kerjanya karena merasa tidak mungkin memiliki kemampuan untuk pekerjaan tersebut. Perilaku-perilaku mempertanyakan diri sendiri dan menghalangi diri untuk maju, merupakan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri. Bahkan dalam kondisi yang lebih ekstrim, hal ini bisa melukai diri sendiri.
Merusak relasi dengan orang lain
Kita memahami bahwa dengan mencintai diri sendiri, kita bisa mencintai orang lain. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita dapat memahami cara membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri. Kita bisa menerima kekurangan dan kelebihan kita. Sebaliknya, bayangkan jika seseorang yang membenci dirinya sendiri? Pasti sulit untuk benar-benar menunjukkan apresiasi dan kasih sayang yang tulus kepada orang lain ketika ia tidak bisa melakukannya terhadap orang yang paling dikenal, yaitu dirinya sendiri.
Mencintai diri. Tampaknya seperti kalimat yang sederhana. Mari, jangan hanya melihat kalimat ini sebagai jargon cantik yang kita temukan di internet. Pahami bahwa tidak mengasihi diri sendiri justru dapat berbahaya. Hal itu tidak hanya berdampak pada bagaimana kita berhubungan dengan diri kita sendiri, tetapi juga dengan orang lain. Memang tidak mudah untuk mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti kita melakukan upaya untuk merawat, melindungi, mengevaluasi, dan mengembangkan diri sendiri. Dengan demikian, kita juga dapat menunjukkan kasih dan apresiasi yang sama kepada orang lain.
Lihat artikel psikologi lainnya