Seorang psikolog David McClelland berpendapat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan akan pencapaian. Kebutuhan ini mencerminkan dorongan yang dimiliki manusia untuk merasa kompeten ketika kita berkompetisi dengan sebuah tugas, diri sendiri, atau orang lain. Pencapaian yang akan diusahakan oleh setiap individu memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini didasari oleh nilai yang dimiliki oleh individu tersebut. Contohnya, jika seseorang memegang nilai bahwa kekuasaan merupakan hal yang penting maka ia akan berusaha dengan kuat untuk mencapai posisi tertinggi dalam pekerjaannya. Jika seseorang lain sangat peduli dengan kekayaan, maka ia akan memiliki tujuan untuk menggapai pencapaian finansial yang luar biasa. Jika seseorang lain memegang nilai bahwa pendidikan merupakan hal yang berharga, ia akan fokus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan keterlibatannya dalam bidang akademik. Sebagai orang tua, Anda mungkin berinvestasi dalam kesuksesan anak-anak Anda dengan memberi mereka kesempatan untuk menjadi lebih unggul dari teman sebayanya.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan menetapkan dan mencapai tujuan selama kita sadar dan mindful akan motif kita dalam mencapai sesuatu. Masalah justru terjadi ketika kebutuhan akan pencapaian menjadi berlebihan dan kita terlalu terlarut dengan pengejaran pencapaian tersebut hingga berdampak buruk bai bagian lain dari hidup kita, seperti kesehatan dan hubungan personal.
Tsatiris (2023) menjelaskan bahwa terdapat 4 langkah yang dapat dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan pencapaian, yaitu:
- Mendefinisikan Kembali Kesuksesan
Masyarakat biasanya mendefinisikan kesuksesan berdasarkan hal eksternal yang mudah dilihat oleh banyak orang, seperti ketenaran dan kekayaan. Kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dengan pencapaian dengan berfokus pada hal internal yang lebih bermakna, seperti menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang dicintai, menjadi orang baik, dan melakukan perbuatan baik untuk hari itu. Pencapaian ini mungkin tidak diperhatikan oleh sebagian besar orang, tetapi memiliki dampak positif dalam hidup kita dan kehidupan orang-orang yang paling berarti. - Menghindari Perbandingan Sosial
Ketika kita membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain, hal ini dapat membuat kita merasa tidak cukup dan terus ingin mengejar pencapaian-pencapaian lainnya. Cara yang lebih sehat adalah dengan berfokus pada proses yang sedang kita jalani, berkonsentrasi pada tujuan masing-masing dan langkah-langkah kecil yang telah kita lewati untuk mencapai tujuan tersebut. - Tanyakan pada diri sendiri “Kenapa”
Sebelum memulai perjalanan menuju suatu tujuan, berhentilah sejenak untuk bertanya pada diri sendiri mengapa kita ingin mengejar tujuan tertentu. Pastikan juga kita memiliki harapan yang realistis dengan potensi yang kita miliki. Kita sering mengidealkan kesuksesan dan mengasosiasikannya dengan kebahagiaan absolut. Padahal kenyataannya, pencapaian selalu beriringan dengan tantangan, seperti tanggung jawab dan stres yang bertambah akibat peran-peran baru. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami betul alasan dibalik keinginan kita untuk mencapai sesuatu. - Beristirahat
Jadikan istirahat sebagai bagian dari proses. Istirahat merupakan bagian yang esensial untuk tetap menjaga diri kita dalam proses pencapaian tujuan.
Resources:
Dimitrios Tsatiris. (2023, July 9). Why We Achieve. Retrieved from PsychologyToday: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/anxiety-in-high-achievers/202307/why-we-achieve