Menjalin relasi romantis dengan orang lain adalah salah satu tahap perkembangan yang pastinya pernah dialami oleh setiap orang. Menurut Erik Erikson, di usia 18-40 manusia mulai menjalin relasi intim dengan orang lain. Tahapan ini disebut dengan intimacy vs isolation, sehingga secara alamiah manusia mencoba untuk membangun hubungan jangka panjang dengan orang lain.
Walaupun begitu, terkadang tidak mudah untuk membangun relasi intim. Perasaan cemas, tidak percaya diri dan bingung tidak jarang menjadi hambatan untuk memulai proses pendekatan atau PDKT. Padahal, PDKT menjadi sebuah proses yang krusial untuk mengenali dan menjajaki orang yang kita rasa potensial untuk mendampingi kita. Jadi, apa saja yang harus dilakukan selama proses PDKT?
- Know Yourself
Sebelum memulai hubungan, alangkah pentingnya untuk memastikan bahwa kita tidak memilih orang yang mengingatkan kita akan pola traumatis di masa lalu. Kita bisa bertanya pada diri sendiri “Apakah orang ini mengingatkanku akan seseorang di masa kecilku?” Sangat mudah untuk memilih orang dengan kepribadian yang terasa familiar bagi kita. Sebagai contoh, jika sebagai anak-anak kita merasa didominasi, maka kita lebih cenderung memilih pasangan yang tegas dan lebih mengontrol. Oleh karenanya, penting untuk mengenali kebutuhan diri sendiri dan memahami masa lalu kita. Memang tidak mudah untuk memahami semua ini, sehingga terkadang bantuan profesional juga diperlukan.
- Tentukan Kriteria
Jika sudah lebih memahami tentang kebutuhan dan masa lalu, maka akan lebih mudah untuk menentukan kriteria yang kita cari pada pasangan. Tentunya, ada beberapa bare minimum yang harus dipenuhi dalam hubungan yang sehat. Seperti kemampuan untuk saling menghargai, saling mempercayai, komitmen, komunikasi yang baik, kepedulian dan ketertarikan fisik. Kriteria-kriteria lain seperti sifat, penampilan fisik, kecerdasan, dan sebagainya sepenuhnya tergantung pada standar masing-masing orang.
- Be Mindful of Inner Critic
Sangat wajar untuk menyalahkan diri sendiri atau merasa kurang percaya diri sebelum memulai PDKT. Seringkali ada suara-suara dalam benak kita yang senantiasa menyalahkan diri sendiri, misalnya “Aku pasti terlihat bodoh deh”,“Dia nggak membalas chat, berarti aku memang nggak menarik”, “Apa ini buang-buang waktu ya?”. Inner critic ini mungkin bisa membantu kita mengevaluasi kekurangan diri sendiri, namun jika berlebihan tidak akan membantu kita untuk percaya diri selama proses PDKT. Luangkan waktu sejenak untuk beristirahat dan mengalihkan pikiran dari orang tersebut. Kemudian, analisa kembali apakah inner critic tersebut didukung oleh bukti yang ada.
- Get Their Attention
Cobalah untuk menarik perhatiannya dengan menunjukkan rasa ingin tahu terhadap kehidupannya. Namun, penting juga untuk menyesuaikan dengan situasi dan lawan bicara. Jangan sampai terlihat terlalu ingin tahu dan melanggar batas-batas privasi. Kita juga bisa memulai dengan membicarakan tentang aktivitas, minat, dan ketertarikan yang dimiliki orang tersebut. Jika pembicaraan terasa semakin nyaman dari waktu ke waktu, maka kita bisa menjajaki topik yang lebih mendalam. Misalnya, tentang value, pandangan terhadap hubungan romantis, dan lain sebagainya. Semakin sering kita meluangkan waktu dan berinteraksi, maka ketertarikan akan semakin meningkat.
- Jangan Takut Untuk Terbuka
Dalam menjalin relasi dengan orang lain, terkadang ada ketakutan untuk membuka diri dan membiarkan orang lain mengenali kita. Terlebih jika ada pengalaman traumatis di masa lalu, hal tersebut dapat membuat kita takut untuk terluka lagi. Terkadang, kita memilih untuk menjauh dan menarik diri sebelum orang lain menjadi terlalu dekat. Namun, terluka adalah salah satu resiko dalam menjalin relasi dengan orang lain. Tidak ada orang lain yang sepenuhnya bisa membahagiakan kita. Oleh karenanya, penting untuk memahami reaksi defensif yang mungkin muncul dan memahami bahwa pengalaman masa lalu berbeda dengan situasi saat ini.
- Manage Expectations
Selalu ada dua kemungkinan ending dalam sebuah cerita: happy atau sad ending. Sama halnya dengan proses PDKT, selalu ada dua kemungkinan yaitu hubungan akan berlanjut atau berakhir. Oleh karenanya, kita juga harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan tersebut dan menghargai keputusan yang diberikan orang lain. Jika memang tidak berlanjut, maka bukan berarti kita gagal atau tidak berharga. Selalu ada kesempatan lain bersama dengan orang yang lebih baik lagi, selama kita juga berusaha untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Selamat mencoba dan selamat merasakan jatuh cinta!
Sumber :
DiDonato, T.E. (2021, January 29). How to start a relationship? It boils down to 6 steps. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/meet-catch-and-keep/202101/how-start-relationship-it-boils-down-6-steps
PsychAlive. (2013, June 26). Starting a relationship 101. Diakses dari https://www.psychalive.org/starting-a-relationship/