Sedari kecil, anak membangun pandangan terhadap diri mereka sendiri serta berusaha memahami dunia berdasarkan pengalaman sehari-hari yang dilalui oleh anak. Salah satu pengalaman terpenting yang dapat diberikan oleh orang tua kepada anak adalah dengan berkomunikasi dan mendengarkan anak dengan baik. Melalui komunikasi yang hangat, anak dapat mengembangkan rasa aman dan nyaman dalam mengeksplorasi dunia. Setiap orang tua yang membesarkan anak juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat yaitu dengan cara melakukan komunikasi yang bersifat positif.
Konsultasi dengan psikolog sekarang
Pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan anak merupakan salah satu kemampuan parenting yang perlu dimiliki oleh orang tua, loh! Baik orang tua sedang mengasuh balita atau remaja, komunikasi yang sehat adalah kunci untuk membangun kepercyaan diri anak, serta pondasi adanya rasa saling menghargai antara hubungan anak dengan orang tua. Orang tua dengan anak yang memiliki hubungan sehat mampu berkomunikasi secara teratur mengenai banyak hal, tidak hanya ketika konflik sedang terjadi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ketika orang tua berhubungan dengan anak dengan memberikan perhatian dan komunikasi yang sehat, anak akan cenderung menghindari perilaku yang beresiko menimbulkan konflik.
Lalu, bagaimana sih, cara kita untuk berkomunikasi dengan anak?
- Komunikasi dapat dilakukan sedari bayi, ajaklah bayi untuk mengobrol, dengan seolah-olah memberikan jeda. Ketika bayi mulai mengoceh, orang tua bisa membalas ocehan tersebut seperti membuat percakapan bersama.
- Berikan perhatian kepada anak secara penuh ketika anak dan orang tua saling berkomunikasi.
- Biarkan anak tahu bahwa orang tua tertarik dan akan terlibat untuk membantu setiap kali anak membutuhkan.
- Tunjukkan bahwa orang tua menerima dan menyayangi mereka dengan tulus, terlepas dari apa yang mereka ceritakan atau yang telah mereka lakukan.
- Akui perasaan anak. Lakukan validasi atas perasaan anak, hal ini mencakup perasaan negatif seperti kemarahan, frustasi ataupun kekecewaan. Ketika kita sebagai orang tua mampu memvalidasi emosi anak, maka sang anak akan peka terhadap emosi tersebut dan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mampu merasakan dan mengakui perasaannya.
- Berikan intonasi suara dengan menyesuaikan suara anak, fokus terhadap gerak-gerik tubuh anak, sehingga anak merasa nyaman dan orang tua bisa sepenuhnya memahami anak.
- Apabila orang tua memiliki pemahaman terhadap situasi yang dirasakan anak, beritahu anak sesuai informasi apa yang orang tua pahami.
- Bantu anak untuk menyiapkan langkah-langkah yang tepat untuk mencari solusi dari permasalahan atau perasaan yang telah dikomunikasikan
- Puji dan berikan aspirasi positif atas keinginan anak untuk melakukan komunikasi yang terbuka kepada orang tua.
Cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak
Selain itu, kita sebagai orang tua juga perlu memperhatikan mengenai situasi dan kondisi yang perlu dibangun ketika sedang berkomunikasi dengan anak. Jika kita ingin sang anak menjadi pendengar yang baik, pastikan kita dapat menjadi role model bagi anak. Cari waktu lowong kita untuk menghabiskan waktu bersama anak dengan bercerita di ruangan yang nyaman. Usahakan untuk fokus tanpa adanya distraksi, serta pastikan perasaan kita dalam kondisi netral sebelum berbicara kepada anak. Berikan kesempatan anak untuk mengeluarkan saran dan pendapatnya pada setiap hal yang diceritakan olehnya.
Mengajak anak berdiskusi
Dalam mengajak anak berdiskusi, kita bisa melihat bagaimana percakapan kecil yang diberikan anak-anak kepada orang tua. Usahakan untuk selalu merespons percakapan yang diberikan oleh anak. Orang tua juga bisa meluangkan waktu untuk terkoneksi setiap saat, menyiapkan waktu spesial, serta gunakanlah komunikasi yang bersifat tidak langsung kepada anak. Sebagai contoh, anak lebih terbuka di momen-momen tak terduga, seperti saat kita berada di mobil, sedang berpergian, ataupun ketika menemani anak untuk bergegas menuju tidur.
Hambatan dalam menjalin komunikasi dengan anak
Untuk menghindari konflik dan berbagai hambatan dalam komunikasi bersama anak, berikut hal-hal yang seharusnya kita hindari ketika berkomunikasi dengan anak:
- Gunakan gaya bicara asertif kepada anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghindari judgement kepada anak.
- Bangun diskusi dengan pertanyaan terbuka, biarlah anak bicara dan jangan berkomunikasi dengan anak seperti “mengintrograsi”.
- Tahan keinginan untuk memperbaiki kesalahan tata bahasa anak atau berusaha menyelesaikan kalimat mereka: Berkonsentrasilah pada apa yang ingin anak katakan.
- Izinkan masalah penting atau sulit untuk didiskusikan tanpa rasa takut akan reaksi berlebihan, kritik atau kesalahan.
Ingatlah, bahwa komunikasi yang baik adalah kunci dari membangun keluarga yang lebih harmonis dan hubungan yang sehat, sehingga anak dapat memiliki “tempat yang aman” untuk tumbuh dan berkembang. Dengan terbiasa mengembangkan komunikasi yang sehat dengan orang tua, anak juga akan mampu menerapkan berbagai komunikasi yang positif juga terhadap dunia di luar lingkup keluarga.
Referensi :
- Bornstein, M. H., editor, 1995. Handbook of parenting: volume 1, children and parenting. NJ: Lawrence Erlbaum.
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/HealthyLiving/young-children-and-communication
- https://www.mentalhelp.net/blogs/7-tips-for-effective-communication-with-your-school-aged-child/